Senin, 12 April 2010

Grand Strategi Pertenakan

Usulan Strategi Korporasi Koperasi Susu "Jaya Abadi Blitar"

Sumber : http://digilib.itb.ac.id

Setelah tumbuh lambat di tahun 1998 dan 1999, industri susu Indonesia mulai menanjak dan mendekati tingkat sebelum masa krisis sejalan dengan ekonomi Indonesia mulai membaik dari krisis ekonomi. Produksi susu segar tahun 2000 diperkirakan mencapai 498.000 MT, naik sekitar 16% dari tahun sebelumnya 436.000 MT. Produksi susu diharapkan akan tumbuh lebih tinggi di tahun-tahun mendatang. Kenaikan output susu domestik dapat terlihat dari naiknya jumlah sapi perah. Meskipun kebanyakan peternak hanya memiliki 2-3 ekor sapi per peternak, namun ada indikasi perbaikan dalam produktivitas mereka. Industri Pengolahan Susu (IPS) terus meningkatkan kerja sama dengan koperasi-koperasi peternak dengan menyediakan peralatan dan kebutuhan lainnya. Selain itu teknologi yang mereka gunakan sedikit membaik, termasuk dalam hal sanitari dan standard kualitas susu. Pada si stem peternakan tradisional, pada umumnya seekor sapi dapat menghasilkan 10-12 liter susu/hari, sedangkan pada sistem modern seekor sapi dapat memberikan lebih dari 20 liter/hari. Pada tingkat nasional, produksi susu dalam negeri belum mencukupi kebutuhan susu segar Indonesia. Produksi domestik hanya mencapai 40% dari total konsumsi produk susu domestik. Sementara gambaran umum industri susu Indonesia begitu menjanjikan, para peternak susu di Jawa Timur sebagai produsen susu terbesar di Indonesia masih kesulitan menghadapi situasi monopolistik. Hampir seluruh Jawa Timur yang meliputi 47.921 Km2 didominasi hanya oleh satu IPS, yaitu PT. Nestle Indonesia. Harga standard yang ditetapkan oleh IPS tersebut dinilai terlalu rendah, dan peternak tidak dapat berbuat banyak. Sekitar tahun 1999-2000 ada 2 IPS muncul di Jawa Timur, yaitu PT. Prima Japfa dan PT. Indomurni. Namun kapasitas mereka sangat sedikit dibandingkan dengan Nestle. Tulisan ini dimaksudkan untuk membantu KSU "Jaya Abadi" Blitar untuk menentukan alternatif strategi korporasi dalam menghadapi situasi monopsoni itu dan memperbaiki pendapatan di waktu mendatang. Studi ini menggunakan analisis matriks SWOT yaitu matriks I-E (Internal-External) yang kemudian diperbandingkan dengan pendekatan matriks SPACE dan matriks Grand Strategy. Ketiganya memberikan alternatif strategi yang kemudian dirangkum untuk dianalisis kembali dengan mempertimbangkan nilai-nilai manajemen dan tanggung-jawab sosial serta tujuan yang ingin dicapai Koperasi. Hasil akhirnya merupakan alternatif strategi yang diusulkan kepada Koperasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar